SAATNYA Bela NegarA (Rencana Allah SWT Lebih Indah #2)
SAATNYA Bela
NegarA
(Rencana Allah SWT Lebih Indah #2)
Hai Jakarta… di Kota inilah saya
diberikan pembekalan selama sebulan lebih. Tepatnya di PUSDIKKES TNI AD Kramat
Jati, Jakarta timur dari tanggal 25 oktober - Tanggal 6 Desember. Saat itu, media gempar memberitakan Bela
Negara. Membandingkan wajib militer di luar negeri dengan Bela Negara di
Indonesia dari berbagai aspek. Dan sampai sekarang masih menjadi perdebatan hangat,
apakah warga Indonesia harus melakukan kegiatan Bela Negara??? Bukankah
Indonesia mempunyai banyak TNI, kenapa warga sipil masih harus ikut Bela
Negara??? Dan seabrek pertanyaan muncul di Media yang semakin memanaskan suasana.
Indonesia Negara yang aman coy,
bukan Negara yang berkonflik??? Jadi buat apa ikut-ikutan kayak di luar negeri.
Itulah pikiranku saat mengetahui ternyata kami yang lolos di Nusantara Sehat 2
harus mengikuti pembekalan Bela Negara. Ehm… apakah Indonesia demam K-POP
hingga membuat wajib militer versi Indonesia yang namanya sedikit dirubah
menjadi Bela Negara??? Entalahhh…. Saya juga pusing… yang jelas saya wajib
mengikuti kegiatan bela Negara karena itu merupakan persyaratan Nusantara
Sehat.
Singkat cerita sayapun mulai mengikuti
Pembekalan di PUSDIKKES TNI AD yang diawali dengan pembagian seragam dan pembagian
barak. (Barak adalah ruangan yang berisi tempat tidur dan dilengkapi toilet,
itu menurut pengamatan saya). Di barak ini kami berjumlah kurang lebih 40 orang
yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Disinilah saya
benar-benar merasakan betapa beragamnya Indonesia itu. inilah foto saat
registrasi dan foto ruangan di barak…
Setelah resmi di buka oleh ibu
menteri kesehatan, kamipun di kumpulkan dilapangan. Dibawah terik matahari yang
bersinar terik, seterik cintaku padamu… eeee… jangan salah fokus.
Kembali ke Bela Negara. Kami berbaris dengan
rapih sesuai kelompok kelas dan kebutulan saat itu saya berada di kelas C4.
Pembagian kelas berdasarkan profesi, dan kelas C4 merupakan kumpulan profesi
farmasi ditambah gizi 1 orang dan kebidanan 2 orang.
Barisan telah berjejer dengan rapih
dan tiba-tiba suara muncul entah dari mana. Suara itu memberikan aba-aba,
memerintahkan semuanya melompat-lompat secara serentak. Di ulangi beberapa kali
namun ternyata masih tidak kompak. Hingga akhirnya kami semua di perintahkan
untuk tiarap. Semuanyapun tiarap tanpa ada yang protes tapi saya yakin semuanya
pasti sangat dongkol dalam hati. Dan sayapun merasakan hal yang sama. Serasa
ingin melambaikan tangan di kamera. Tapi ini baru permulaan coy…
Hukumannya tidak hanya sampai
disitu, kamipun diperintahkan untuk merayap hingga keujung lapangan, tidak
peduli laki-laki ataupun perempuan. Gemuk atau kurus, semua di samaratakan.
Kecuali yang sakit, mereka mendapatkan perlakuan yang berbeda.
Keringat semakin bercucuran,
wajahpun penuh debu. Matahari masih semangat menyinari kami. Semuanya tampak
lelah, namun penderitaan kami tidak hanya sampai disitu. Kami masih harus
merangkak, jalan jongkok dan guling-guling dari ujung kiri lapangan ke ujung
kanan. saya sudah ingin menyerah, berhenti di tengah lapangan. Tapi tubuh saya
masih berusaha merangkak. Saya merasakan seperti berada di medan perang
berjuang melawan penjajah. Jadi walaupun lelah harus tetap semangat.
Dan pada akhirnya sayapun muntah
setelah berguling-guling. Saya pikir penderitaan ini akan berakhir setelah
banyak yang muntah dan pinsang. Namun ternyata kami masih harus berendam
dikolam sontoloyo “kolom kecil yang berada di sudut jalan dengan air yang
sangat kotor”. Dengan teratur kamipun berbaris menunggu giliran.
Semuanyapun basah kuyup namun tetap
duduk berjejeran dengan rapih. Senja sore menemani kelelahan kami saat itu.
“Selamat
kalian telah resmi menjadi siswa di Pusdikkes”. Teriak suara yang entah dari
mana asalnya itu. Ternyata pemilik suara itu adalah komandan Budi.
Sayapun merasa bangga akhirnya dapat melewati
tahap penyambutan yang super ekstrim ini. Walaupun lelah, capek, kesal,
dehidrasi namun semangat saya tidak pernah luntur. Semangat jiwa muda, demi
membangun Indonesia dari pinggiran.
Pembekalanpun dimulai, hari-hari
dilewati dengan pendidikan ala militer yang penuh dengan kedisiplinan yang
membangun jiwa kebersamaan. Semuanya penuh dengan aturan dari makan hingga
tidur. Bahkan pakaian yang di simpan di lemaripun harus sesuai dengan
aturannya, mulai dari cara melipatnya hingga susunannya. Jika melanggar,
siap-siap push up. Ini pendidikan militer coy, jadi kita tidak bisa seenak
jidat.
Awalnya saya merasa tertekan lahir dan batin.
Tapi seiring berjalannya waktu saya dapat menikmati pendidikan ini. Semua yang
diperintahkan penuh dengan makna, dari hal terkecil kita diajarkan untuk
disiplin seperti lipatan pakaian yang tidak boleh lebih dari sejengkal, hanya
baju hitam putih dan seragam PDL yang dilemari. Harus baca doa sebelum makan
dan saat makan tidak boleh ribut, seprei tempat tidur tidak boleh kusut. Bahkan
kami rela tidur dilantai agar seprei tidak kusut, walaupun menurut saya itu
konyol tapi itu cukup efektif membuat kami disiplin, yang mungkin tidak hanya
membawa perubahan saat pendidikan tapi membawa perubahan saat kami diterjungkan
di masyarakat. Dan saya sudah merasakan perubahannya saat ini. Jiwa
nasionalismepun semakin bertambah, sikap apatis perlahan mulai terkikis.
Sikap
kebersamaan dan saling pedulipun ditumbuhkan dengan cara satu berbuat salah
semuanyapun dapat hukuman, disinilah kami merasakan kebersamaan itu. susah
senang tetap bersama. Memang sulit sih, tapi kami menjadi pribadi yang lebih
baik setelah melewati pendidikan ini.
Bukan hanya fisik yang dikuras, namun pikiran
juga. Selain mengikuti pendidikan bela Negara kami juga harus menerima materi
dari kemenkes tentang kesehatan dan non kesehatan, untuk bekal kami saat
diterjungkan ke daerah terpencil. Lelah, capek, lunglai, kurang tidur bahkan
sakit tapi kami tidak menyerah. Hingga kamipun siap mengabdi untuk Indonesia.
Karena Kami adalah putra-putri pilihan, yang
akan bersama-sama masyarakat berjuang membangun Indonesia dari pinggir, menjadi
ujung tombak kesehatan. NKRI harga mati.
“ BERI AKU 1000 ORANG TUA, NISCAYA
AKAN KUCABUT SEMERU DARI AKARNYA, BERI AKU 10 PEMUDA, NISCAYA AKAN KUGUNCANGKAN
DUNIA”. Ir. Soekarno. Wahai jiwa muda
tunjukkan semangatmu demi bangsamu, berjuanglah untuk negerimu. Guncang dunia,
tunjukkan bahwa Indonesia adalah macan Asia. #Salam Perbatasan…
By
: Canradewi
Comments
Post a Comment