Usaha, Doa dan Sabar
Usaha, Doa dan Sabar
(karena Hasil tidak
akan mengkhianati Prosesnya)
Pernah nggak kamu
merasa jenuh dengan kehidupanmu saat ini??? Merasa tidak berguna. Bahkan disaat
teman-temanmu sudah berlari mengejar impiannya masing-masing namun kamu masih
duduk termenung menjadi penonton. “Akh, mereka lebih pintar dari saya jadi
wajar jika mereka diterimah di Universitas favorit itu”. “dia punya banyak
kenalan jadi mudah mendapatkan pekerjaan”. “saya ini bodoh jadi tidak bisa
mendapat nilai A”. Mungkin itu sebagian kata-kata yang terlontar dari mulut
kita saat berputus asa, bukannya berusaha malah mencari alasan atas kegagalan.
Namun pernahkah kita melihat kembali
seberapa keras usaha kita? Apakah kita sudah berdoa? Apakah kita sudah
bersabar?. Jika belum maka bangkitlah dan kembali berjuang. Ingat Tiga kunci yang
harus kita pegang erat yaitu usaha,doa dan sabar.
Saya ingin berbagi sedikit
pengalaman. waktu itu, saya baru lulus D3 Farmasi. Saya melanjutkan kuliah S1 dan
mengambil kelas khusus yang kuliahnya
sabtu minggu. Jadi senin sampai jumat bisa dipergunakan untuk kerja. Namun apa
yang terjadi, selama empat bulan lebih saya belum juga mendapat pekerjaan.
Alhasil saya merasa jenuh hanya tinggal dirumah dari hari senin sampai jumat.
Yang saya lakukan hanya nonton, tidur dan makan.
Satu persatu teman-teman saya sudah
mendapat pekerjaan, merekapun saling bercerita bagaimana pengalaman ditempat
kerja sedangkan saya hanya menjadi pendengar. Sayapun terpacu untuk mencari kerja. Saya mulai menyebar Cv
dan lamaran saya ke berbagai tempat, mengikuti semua job fair saat itu. kurang
lebih 2 minggu saya dan teman saya berkeliling mencari kerja. Dan saat itupun
saya sadar betapa susahnya mencari kerja, namun sangat mudah kita menghamburkan
uang untuk nonton bioskop, nongkrong di café ataupun di mall.
Seminggu berlalu namun belum juga
ada panggilan dan apesnya lagi No hp yang saya cantumkan pada surat lamaran itu
hilang beserta HPnya. Sayapun merasa sangat putus asa, hingga saya merasa tidak
berguna sama sekali. Mungkin saat itu kesabaran saya diuji oleh Allah.
Bagaimana tidak, saya sudah berusaha dan berdoa sepenuh hati dan hasil yang
saya dapatkan masih nihil dengan kata lain masih diminta bersabar.
Saat saya berputus asa, secerca
harapan menyinari. Saya mendapat info dari salah satu teman, ternyata nomor HP
yang hilang dan rusak bisa di perbaiki. Alhamdulillah mendapat jalan terang,
sayapun segera memperbaikinya.
Dua hari kemudian,saya mendapat
telpon, saya sangat deg-degkan saat mengakatnya. Dengan sopan wanita di telpon
itu memberitahukan saya untuk mengikuti interview lanjutan. Saya sangat berbahagia akhirnya kesabaran
saya berbuah manis. Bukan hanya satu tapi sehari kemudian saya kembali
menerimah telpon untuk interview lanjutan. Dengan kata lain saya mendapatkan dua
kesempatan sekaligus. Satu di perusahaan farmasi dan yang satunya lagi di
Apotek. Saya mengikuti kedua interview dan tes lanjutan di kedua tempat itu.
Alhamdulillah, saya di terimah di
Apotek. Sayapun memilih kerja di Apotek
karena jam kerjanya masih bisa diatur dengan jadwal kuliah, berbeda jika saya
di perusahaan farmasi yang tentunya jam kerja pasti lebih ketat. Walaupun
pendapatkannya tidak seberapa tapi bisa menjadi kebanggaan tersendiri
mendapatkan gaji dari jerih payah dan keringat sendiri.
Sayapun kini merasakan bahwa sekecil
apapun usaha kita pasti akan membuahkan hasil, jadi jika ingin hasil yang
memuaskan maka lakukanlah usaha yang maksimal. Tetapi jangan lupa berdoa dan
bersabar. “karena Hasil tidak akan mengkhianati Prosesnya”. Dan Kata itulah
yang sering kali kita dengar sebagai penyemangat bagi diri sendiri saat semua
begitu berat untuk dijalani.
***
Satu lagi nih kisah yang ingin saya
share. Ini adalah kisah salah satu teman saya yang berjuang saat ingin
melanjutkan kuliah. Waktu SMA dia bersekolah di SMA unggulan di Palopo dan termasuk
dalam siswa yang berprestasi. Namun saat ingin mendaftar di Universitas
Hasanuddin ternyata dia tidak lolos tes. Diapun akhirnya melanjutkan kuliahnya
di Poltekkes, hingga saya bertemu dan berkenalan dengan dia. Dia masih sering
curhat bahwa dia ingin kuliah di Unhas. Katanya sih itu kampus impiannya.
Setelah lulus di poltekkes dia
melanjutkan kuliah S1nya di Unversitas Pancasakti. Tapi dia masih menyimpan
cita-cita untuk kuliah di Unhas. Dia berencana akan melanjutkan Apotekernya di
kampus merah itu. setelah lulus S1, dia kembali mendaftar di Unhas untuk kuliah
profesi Apotekernya, namun cita-citanya untuk kuliah di Unhas kembali terhempas
karena ternyata dia kembali tidak lulus.
Dia tidak berputus asa namun kembali
bangkit, diapun ke Jawa dan mendaftar di beberapa kampus disana. Berkat kerja
keras dan usahanya diapun diterimah di Universitas Setia Budi. Saat saya
menghubunginya diapun terdengar bahagia.
Bahkan dia mengatakan ada banyak
pengalaman yang dia rasakan jauh berbeda saat dia masih di Makassar. Persaingan
disanapun jauh lebih ketat dan yang paling penting dia kini menemukan banyak
teman dari berbagai suku. Merasakan berbagai hal baru seperti naik kereta dan
berbagai hal yang tidak dia dapatkan di Makassar.
Kisah diatas dapat mengajarkan kita bahwa Rencana kita
mungkin sangat luar biasa tapi kita harus ingat, rencana Allah jauh lebih
Indah. Maka jalani dengan ikhlas. Kerja keras, doa dan sabar yang harus kita
lakukan. Jika jatuh bangkit lagi, jika gagal coba lagi karena kegagalan yang
sesungguhnya itu saat kita berhenti berusaha.
Keep Fightinggg… Apapun masalah kamu saat ini, sebesar apapun
itu, kita harus ingat bahwa kita punya Allah yang maha besar. Tetap berusaha,
jangan lupa berdoa dan bersabarlah menunggu hasilnya, karena hasil tidak akan
pernah mengkhianati prosesnya. Jika mereka bisa mengapa kamu tidak? Kamu juga
pasti BISAAA...
Comments
Post a Comment