Gagal S.Farm (Rencana Allah SWT Lebih Indah 1)

Gagal S.Farm
(Rencana Allah SWT Lebih Indah 1)

            Sekarang sudah  tahun 2016, masih teringat jelas saat saya menulis target dipenghujung tahun 2014, lulus S1 di tahun 2015. Saya sangat yakin pasti akan mencapai target tersebut. Seiring berjalannya waktu, sayapun melanjutkan kuliah saya dari DIII ke S1 di Universitas Pancasakti. 

            Semuanya berjalan dengan lancar bahkan saya sempat kuliah sambil kerja. Saya  dapat menyelesaikan ujian proposal Skripsi tanpa hambatan dan melakukan penelitian. Walaupun proses penelitiannya sedikit ribet, menguras tenaga, pikiran dan kantong tapi Alhamdulillah penetiannya  dapat saya selesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak diantara yaitu sahabat saya dan juga satu kampung saya yang berasal dari Palopo, Indah Pangi yang rela saya repotkan untuk mengajarkan saya  menghitung data yang sangat ribet itu, kalau tanpa dia, mungkin rambut saya sudah rontok. Selanjutnya Besse Yenni yang sukunya sama dengan saya yaitu bugis wajo, dia juga rela saya repotkan karena harus menemani saya nongkrong di laboratorium untuk mereaksikan sampel saya yang ternyata tidak  semudah yang dibayangkan. Berikutnya Hardiyanti Iswan, yang juga menemani saya di laboratorium walaupun dia datangnya agak kesiangan tapi setidaknya dengan kehadirannya semua kegiatan di laboratorium dapat didokumentasikan dengan baik. ketiga sahabat saya ini juga rela menemani saya mencari bahan baku, tidak peduli hujan atau panas terik. Dan yang terakhir Imelda Syam, walaupun dia tidak terlibat secara langsung namun dia selalu membukakan pintu rumahnya untuk tempat kami istirahat. Kenapa kami memilih rumah Ime untuk istirahat karena selain dekat dari kampus, dia juga selalu menyiapkan makanan yang enak dan tentunya gratisss… hehehe… Maklum anak kos, manfaatkan yang gratis untuk bertahan hidup…



Inilah wajah mereka, yang tampak cantik-cantik saat difoto kalau aslinya sih yah tergantung yang melihatnya lahhh…
And than thanks for all yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, jika saya tidak bisa membalas budi kalian semoga Allah SWT yang membalasnya.
            Perjuangan saya untuk mencapai gelar S1 tidak sampai disitu, namun berlanjut ke tahap berikutnya yaitu ujian hasil. Saya dan keempat sahabat sayapun mulai mengurus berkas untuk ujian hasil yang sangat melelahkan. Kami menunggu dari pagi sampai sore bahkan ada beberapa teman saya yang menunggu sampai jam 12 malam hanya untuk melengkapi berkas. Tapi untungnya keberuntungan berpihak pada kami hingga tidak perlu menunggu sampai jam 12 malam, cukup dari pagi sampai sore, jika sorenya masih belum selesai yah besok dilanjutkan lagi. Buat apa juga menunggu sampai jam 12 malam, rumah saya terlalu jauh coy.
Dengan perjuangan yang bercucuran keringat plus melelahkan,  akhirnya berkas itu dapat dirampungkan dan jadwal untuk ujian seminarpun telah keluar. Tugas kami selanjutnya hanya mempersiapkan diri dan mental. Yeahhh… S.Farm didepan mata pikirku saat itu.
Tapi… sehebat apapun rencana manusia jika Allah SWT tidak menghendaki maka itu tidak akan terjadi.
Saat itu saya sangat dilema karena saya ternyata di terimah di Nusantara Sehat II. Flasback… Di sela-sela mengerjakan penetilian, saya sempat mencoba-coba mengikuti tes Nusantara Sehat II lewat online mengikuti ajakan teman saya Mutmainna dan saya sangat tidak menyangka ternyata saya lulus dan lanjut  di tahap ke 2, yaitu tes Psikologi, FGD dan wawancara. Saya sempat pesimis saat mengikuti tes tahap ke 2 ini karena ternyata pendaftar untuk Nusantara Sehat II kurang lebih 11 ribu dari seluruh Indonesia. Namun niat saya awalnya hanya coba-coba untuk menambah pengalaman, jadi kalau di terimah Alhamdulillah kalau tidak ya tidak apa-apa, toh saya juga masih sementara kuliah.
            Berselang kurang lebih dua minggu setelah mengikuti tes tahap kedua, teman saya yang bernama Indah Pertiwi S. yang juga mengikuti tes Nusantara Sehat, menelpon saya sambil menangis. kami berdua lulus di Nusantara Sehat II. Perasaan saya menjadi campur aduk, seperti nano-nano yang asam manis rasanya *bukan Iklan*. Sayapun segera mengecek email… Dan inilah isi emailnya…
Perasaan saya tambah galau… Bagaimana dengan KULIAH saya??? apakah saya harus Cuti? Tinggal selangkah lagi S.Farm itu disandang dibelakang nama saya?. apakah saya siap ditempatkan didaerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan? Apakah saya siap untuk hidup susah tanpa listrik dan sinyal? Bagaimana dengan keluarga saya, teman-teman saya, apakah saya siap jauh dari mereka?. jujur saat itu saya tidak meresa bahagia menerimah email ini.
Tapi… setelah saya pikirkan dengan matang dan berkonsultasi pada keluarga dan teman-teman yang memberikan berbagai tanggapan, solusi serta masukan. Akhirnya saya memilih untuk mengikuti pembekalan Nusantara Sehat II di Jakarta. Mau tidak mau, sayapun harus cuti dari kuliah saya.
            Banyak sih teman saya yang menyayangkan keputusan saya, namun kita harus rela berkorban untuk memperoleh kesuksesan. Mungkin inilah jalan yang diberikan Allah SWT kepada saya untuk memperoleh kesuksesan itu. kesempatan ini adalah kesempatan emas yang mungkin tidak akan pernah datang kedua kalinya jika saya menolaknya.
            Saya harus mempersiapkan segala kelengkapan berkas dalam waktu 5 hari. hari pertamapun saya mengurus surat cuti di kampus yang membuat sebagian teman kampus saya kaget, hari kedua saya mengurus surat bebas narkoba dan surat berbadan sehat. Dan hari ketiga saya harus mengurus SKCK yang ternyata tidak bisa diurus di Makassar karena domisili di KTP saya masih di palopo, jadi sayapun harus pulang kampung untuk mengurusnya. Saya segera berangkat ke palopo dengan bus malam dan tiba saat pagi di palopo. Seharian saya mengurus SKCK dan saat pulang kampung itu saya menyempatkan diri untuk pamitan dan minta doa restu pada keluarga, malam harinyapun saya harus kembali ke Makassar. Pada hari keempat saya habiskan untuk bersama sahabat-sahabat saya. Hampir seharian penuh kami bersama bahkan mereka menemani saya untuk membeli beberapa perlengkapan untuk pembekalan.
            Tibalah saat keberangkatan ke Jakarta, hanya sepupu saya dari pihak keluarga yang mengantar saya sampai ke bandara yaitu Warda dan Rani, karena keluarga saya yang lainnya tidak sempat ke Makassar. Jujur sedih juga sih, saat saya harus berangkat tanpa berpamitan secara langsung pada bapak saya, tapi dia sangat mendukung saya untuk mengikuti Nusantara Sehat ini. Tanpa doa restunya tidak mungkin saya akan melangkah sejauh ini. Bagaimana dengan ibu saya??? saya harap di alam sana dia bisa tersenyum melihat anaknya mengabdikan diri untuk bangsa dan perlahan meniti jalan menuju kesuksesan. Miss you MOM…
            Namun kesedihan itu dapat terobati dengan kedatangan teman serta sahabat-sahabat saya yang masih menyempatkan diri untuk kebandara. Makasih kalian telah meluangkan waktu untuk saya, makasih juga hadiahnya Besse, Ime, Anti dan Muti. Dan makasih juga buat Indah P, Hikmah, Rani, Ani, Azima, Al, Teo, Mario, Uci dan teman-teman yang lainnya yang menyempatkan diri kebandara. Saya harap kita dapat bertemu lagi dan menceritakan kesuksesan masing-masing. 

Oh Yahh Hampir Lupa… Selamat buat teman-teman saya di Universitas Pancasakti yang sudah resmi bergelar sarjana S.Farm. seharusnya saya juga ada diantara Mereka…
 
Saya masih ingat pernah berkata pada mereka kita  foto selfie pakai toga bersama yah, tapi ternyata toga kedua saya harus tertunda. Tapi Saya Yakin Sehebat Apapun Rencana Manusia, Rencana Allah SWT Jauh Lebih Indah. 
#Semangat, Salam dari Perbatasan Indonesia

Comments