Aku Cuma Punya Hati #1







 Cerita ini terinspirasi dari seorang sahabat yang di padukan dengan lagu "Myta yang berjudul Aku Cuma Punya Hati".
Nita terpaku menatap HPnya, dia menunggu kabar dari pujaan hatinya yang sudah seminggu ini sangat jarang memberikan kabar. Reza yang merupakan senior sekaligus pujaan hatinya itu tipe lelaki yang cuek. Nita juga sudah terbiasa dengan sifatnya itu karena dia juga cuek dan bukan tipe cewek yang manja harus diberikan kabar kapanpun dan dimanapun. Tapi entah mengapa hari ini dia merasa bahwa kak Reza sudah sangat berubah.
Akhir-akhir ini Nita sibuk dengan kegiatan KKNnya di sebuah desa yang membuatnya harus terpisah dengan kak Reza. Nita masih duduk terpaku saat Aldi datang dan tiba-tiba duduk di dekatnya. Nita kaget namun tersenyum kaku pada lelaki itu menutupi kesedihan yang menyelimuti hatinya.
Aldi hanya duduk tanpa berbicara sepata katapun. Mukanya sangat kusut. Nitapun memberikan diri untuk bertanya. “kamu kenapa?”. Diliriknya cowok itu bingung. Aldi mengalihkan pandangannya menatap Nita.
“aku tidak mengerti apa sih maunya tuh cewek, aku berkata jujur salah apalagi kalau berbohong. Kerjaannya Cuma marah, memang dia pikir hanya dia yang punya masalah dan harus di mengerti”. Muka Aldi memerah mengungkapkan kekesalannya tanpa henti, Nita menatapnya bingung merasa dirinya dijadikan pelampiasan. “maksud kamu aku?”. Tanya Nita polos.
Aldi menatap Nita, wajah kesalnya berubah dengan senyum dipaksakan. “maaf Nita, bukan kamu tapi pacarku. Maaf kalau aku marah-marah di hadapanmu, aku benar-benar kesal dengan dia”. Nita hanya mengangguk mengerti. Dia kembali menatap Aldi, sepertinya lelaki itu butuh tempat curhat. “kalau kamu mau cerita, aku siap menjadi pendengar. Siapa tahu aku juga bisa kasih solusi”. Aldi hanya diam, menatap rumput di bawah kakinya. Diapun mengambil rumput itu dan mencabutnya. Dia terlihat bingung.
“Aldi aku menyuruh kamu untuk cerita bukan cabut rumput, tapi kalau kamu mau cabut rumput mending aku pergi”. Nita hendak berdiri namun Aldi memegang tangannya memintanya untuk duduk kembali. Nita kembali duduk, menatap lelaki galau itu.
Aldi mengembuskan nafas pelan, kembali menatap rumput dan mencabutnya lagi. Nita sudah hampir kehilangan kesabaran melihat lelaki itu.”sebenarnya aku sudah capek bersama dia”. Ucap Aldi akhirnya, dia kembali terdiam tangannya masih sibuk mencabut rumput. Setelah terdiam cukup lama. Akhirnya Aldi menceritakan semua masalahnya pada Nita tentang pacarnya yang selalu bertindak egois, selalu marah dan bahkan seringkali mempermalukannya didepan umum. Aldi sudah sangat sabar pada pacarnya itu namun pacarnya itu tidak pernah berubah bahkan dia menjadi lebih egois. Nita hanya mengangguk dan sesekali memberikan solusi.
Hati Aldi menjadi lebih legah setelah menceritakan semua masalahnya pada Nita. “makasih yah kamu sudah mau mendengar curhatku. Jujur baru kali aku merasa nyaman menceritakan masalahku sama orang yang baru aku kenal”. Aldi tersenyum pada Nita. “it’s ok… tapi kalau kamu mau curhat lagi kita cari tempat yang banyak rumputnya yah”. Aldi menatap Nita bingung. “maksudnya”. Nita menunjuk rumput di bawah kaki Aldi yang sudah terkumpul banyak. “tempat ini jadi bersih gara-gara kamu”. keduanyapun sontak tertawa.
Inilah awal kedekatan Nita dan Aldi yang dipertemukan dalam satu lokasi KKN, mereka memang sekampus tapi tidak sama jurusan dan ditempat inilah mereka baru dipertemukan. Semenjak saat itu mereka saling curhat  mengenai hubungan mereka masing-masing dengan pasangannya. Aldi tahu Nita sudah punya pacar demikian sebaliknya. Tapi mereka berdua merasa nyaman saling curhat saat pasangan mereka sama-sama sibuk dengan dunianya sendiri hingga tidak ada waktu.
***
Kak Reza semakin berubah, dia jarang menemui Nita walaupun Nita sudah selesai dengan tugas KKNnya. Bahkan sudah seminggu terakhir tidak memberikan kabar. Nita curiga kak Reza sudah mempunyai wanita lain, namun dia berusaha untuk berpikiran positif. Sementara itu hubungan Aldi semakin memanas karena pacarnya selalu marah-marah, bahkan pacarnya itu cemburu pada kedekatan Aldi dan Nita. Sudah beberapa kali Aldi menjelaskan bahwa hubungannya dengan Nita hanya sebatas teman, namun gadis itu selalu saja curiga.
Nita duduk dengan santai di Kosannya menikmati senja di sore hari. tiba-tiba HPnya berbunyi tanda BBM masuk. Ternayata dari kak Reza. Wajah Nita seketika berubah saat melihat isi BBMnya itu yang kurang lebih meminta untuk tidak berhubungan sementara waktu dengan alasan ingin focus kuliah. Nita tidak menangis namun jelas terlihat kesedihan diwajahnya. Diapun membalas BBM itu dan meminta putus. Namun Kak Reza memohon dan mengatakan masih cinta dengan Nita dan hanya ingin break sementara waktu. Nita tidak terimah dan tidak ingin digantung, diapun bersih keras untuk meminta putus. Setelah perdebatan cukup alot akhirnya mereka benar-benar putus. Nita sakit hati namun mencoba untuk tegar, toh kak Reza juga tidak pernah benar-benar ada untuk Nita.  
Berselang beberapa hari kak Reza memasang foto seorang wanita sebagai foto profil BBMnya lengkap dengan caption my love. Nita yang melihat itu sangat terkejut dan kembali sakit hati, katanya masih cinta belum beberapa hari sudah bersama wanita lain. Nita masih berusaha tegar, silih berganti sahabatnya menguatkan hatinya.
 Seperti biasanya Nita duduk dengan santai dikosan bersama Rere sahabatnya mereka menonton TV setelah seharian berjibaku dengan kegiatan kampus yang samakin padat. HP Nita tiba-tiba bunyi tanda panggilan masuk, Nita mengerutkan keningnya saat melihat nama yang tertera di layar HPnya yang ternyata adalah kak Reza. Nitapun mengangkatnya. Suara serak khas kak Reza terdengar.
“Halo Nita, kita sudah putuskan, kita sudah tidak ada hubungan lagikan. Kenapa semua orang masih menganggap kita pacaran? bahkan pacarku marah gara-gara dia cemburu sama kamu”. kak Reza meluapkan kemarannya pada Nita. “kita memang sudah putus dan aku tidak punya urusan jika pacar kakak marah-marah. jangan sangkut pautkan aku lagi dengan masalah kakak”. Suara Nita serak berusaha menahan tangisnya yang sudah diujung tenggorokan. Nita memutuskan teleponnya.
Nita tertunduk menangis sejadinya-jadinya, dia berusaha keras untuk tegar. Namun hatinya begitu perih, tercabik-cabik. Dia tidak pernah marah saat mengetahui lelaki itu selingkuh tapi kenapa justru dia yang marah-marah hanya karena selingkuhannya itu. Rerepun memeluk Nita mengusap punggungnya berusaha menenangkan sahabatnya itu. “apa salah aku Re, apa dia tidak puas menyakitiku saat dia selingkuh. Kenapa dia kembali menambah perih dihatiku. Sakit Re sakittt”. Nita masih menangis memeluk erat Rere, hati Nita hancur berkeping-keping. “Sabar Nita… sabar.. lelaki itu memang berengsek”. Ucap Rere mencoba menenangkan sahabatnya.
Semenjak saat itu Nita berusaha menghidari kak Reza, dia masih sakit hati tapi berusaha untuk tidak membenci lelaki itu.
***
Saat ini Nita berusaha menata hatinya menikmati hari-hari bersama sahabatnya. Nita kembali bertemu dengan Aldi di rektorat kampus, mereka sudah lama tidak bertemu karena berbeda jurusan dan fakultasnya cukup berjauhan.
Dengan ramah Aldi menyapa Nita yang duduk sendirian didepan rektorat. Setelah berbasa-basi mereka kembali saling curhat. Aldi yang lebih dulu curhat pada Nita, wajah lelaki itu tampak berbeda saat Nita bertemu pertama kali di lokasi KKN. Wajah kusutnya kini sudah berubah menjadi lebih cerah dan penuh semangat. Berbanding terbalik dengan Nita yang masih merasakan sisa-sisa sakit hati yang di torehkan kak Reza.
Aldi mengatakan sudah seminggu dia putus dengan pacarnya, seharusnya dia melakukan itu semenjak dulu. Hubungan mereka memang sudah sulit untuk dipertahankan. Terlalu banyak perbedaan diantara mereka. Nita hanya tersenyum turut bahagia melihat Aldi.
Aldi menatap Nita yang tampak dirundung kesedihan. Diapun memaksa Nita untuk menceritakan masalahnya, setelah didesak akhirnya Nita menceritakan semua pengkhianatan kak Reza padanya. Aldi mengepalkan tangannya larut dalam cerita Nita yang berusaha keras menahan tangisnya. Aldi memegang tangan Nita, menenangkannya. Entah mengapa Nita merasa lebih nyaman dekat dengan Aldi.
Mereka berdua kembali dekat, bahkan mereka sering jalan bareng. Nita sudah sepenuhnya melupakan kak Reza. Aldi selalu ada saat Nita membutuhkannya, dia sangat perhatian sangat jauh beda dengan kak Reza. Lelaki itu selalu memberi kabar kapanpun dan dimanapun dia berada. Kini Nita menjadi lebih bahagia dengan kehadiran Aldi.
***
Kak Reza terlihat bingung karena proposal skripsinya bermasalah, diapun harus menemui dosen pembimbingnya dirumah namun dia tidak melihat rumah dosen itu. Kak Reza meminta Nita untuk menemaninya karena Nita mengetahui rumah dosen itu.
setelah memohon cukup lama akhirnya Nita bersedia untuk menemaninya, merekapun berangkat ke rumah dosen itu. kak Reza mengetuk pintu rumah dosen itu beberapa kali tapi tampaknya tidak ada orang di rumah itu.
akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mencari tempat duduk untuk menunggu kepulangan dosen itu. didepan rumah itu, terdapat ayunan dari besi yang seperti di taman kanak-kanak yang terlihat cukup kuat untuk menopang tubuh orang dewasa. Mereka berduapun memutuskan untuk duduk di tempat itu.
kak reza dan Nita duduk berhadapan. Mereka terdiam cukup lama hingga akhinya kak Reza membuka suara. “Nita, aku minta maaf”. ucapnya melihat Nita dengan tajam tampak penyesalan dimatanya. Nita hanya tersenyum, dia sudah melupakannya dan jauh sebelumnya dia sudah memaafkan kak Reza. “Nita… kamu sudah jadian dengan Aldi. Aku tidak rela kalau kamu jadian sama dia. Aku masih cinta sama kamu”. kak reza masih menatap Nita penuh kesungguhan.
“aku sudah bahagia sekarang kak”. Nita berucap sambil tersenyum. “apa kamu cinta sama Aldi?”. Tanya kak Reza mendesak. “iya aku cinta dia”. Seru Nita tegas. “apa kamu sayang dia”. Kak Reza masih tidak percaya. “iya… aku benar-benar sayang sama dia. Dia selalu ada buatku dan aku nyaman bersamanya”. Kak Reza terlihat kecewa tidak terimah dengan pernyataan Nita.
“apa kamu tidak bisa memberikan aku kesampatan sekali lagi? aku benar-benar cinta sama kamu Nita”. Terdengar suara kak Reza putus asa. “maaf kak aku tidak bisa. Sebaiknya kak Reza mencintai pacar kak Reza yang sekarang, jangan sakiti dia seperti kakak menyakitiku. Cukup aku saja yang merasakannya”. Nita mengalihkan pandangannya tidak ingin melihat wajah kak Reza.
“Nita aku mohon berikan aku kesempatan sekali lagi… aku baru sadar kamu lebih baik dari pada pacarku yang sekarang”. Kak Reza memegang tangan Nita menatapnya penuh kesungguhan.
“maaf kak, aku tidak bisa…”. Nita menarik tangannya, kini air matanya tiba-tiba terjatuh. “dulu aku sudah memberikan hatiku pada kakak, tapi kak Reza menghancurkannya berkeping-keping. Aku Cuma punya hati kak. Tapi sepertinya kakak tidak pakai hati. Kak Reza berbohong padaku tapi aku mencoba untuk percaya. Aku Cuma punya hati kak yang sudah kakak hancurkannya berkeping-keping. Dan asal kakak tahu, Aldi yang kembali menyatukan  kepingan itu berusaha membuatku bangkit dari rasa sakit hati yang kakak torehkan”. Nita tidak bisa menahan tangisnya. Diapun pergi dari tempat itu, sementara kak Reza hanya terpaku melihat kepergian Nita. Kak Reza memukul tiang ayunan besi itu dengan kecewa, penyesalan kini meliputi hatinya.
THE END
Myta: Aku Cuma Punya Hati
Dulu saat kusiap mati untukmu
Kamu tak pernah menganggap aku hidup
Dulu saat semua ingin kupertaruhkan
Kamu tak pernah percaya cinta sejatiku
            Aku Cuma punya hati
Tapi kamu mungkin tak pakai hati
Kamu berbohong, akupun percaya
Kamu lukai, kutak peduli
Coba kau pikir, dimana ada cinta seperti ini
            Kau tinggalkan aku, ku tetap setia
            Kau dengan yang lain, ku tetap setia
            Tak usaha Tanya mengapa, Aku Cuma Punya Hati..

Comments